KEHIDUPAN KUMBANG TAK BERSAYAP
Karya: Akhmad Fadel Fadilla
Ngiiung.. ngiung….Terdengar suara
nyamuk yang sedang mengitari tujuannya, yaitu tubuh seorang remaja berbadan
kekar yang tertidur pulas di atas ranjang kayu yang dilapisi samak yang
anyamannya sudah tak lagi utuh.
“ Paakk” terdengar suara tepukan yang cukup
keras,. Tepukan tadi ternyata bersumber dari remaja yang tertidur itu. tidurnya kali itu benar-benar terganggu oleh suara
nyamuk sampai waktu subuh tiba.
Kreek. suara dari ranjang kayu yang
sudah tua. terbangunlah sesosok remaja berbadan kekar berkulit, sawo matang. “
Huahh” remaja itu menguap seraya merenggangkan tubuhnya. “Bang! Bang Sabil,
bangun bang!” terdengar suara seorang wanita menyebut namanya. “ Ia mak, Abang
sudah bangun kok,” lalu beranjak ke kamar mandi untuk membasuh muka. “ Mak,
tumben jam segini emak udah bangun? Biasanya abang yang bangun duluan terus
bangunin emak sama ade, hehe..” Tanya lelaki itu sambil tertawa merasa dia yang
paling keren. “ Huuh.. enak aja emak juga sering kali bangun masih subuh kaya
ini Cuma emak sengaja aja pura – pura tidur biar abang yang ngebangunin ade dan
biar abang sering bangun subuh supaya badanya bugar, kan malu punya badan kekar
tapi lesu, hehe..” balas emak kepada lelaki itu. “ Ya, ya bu. Eh ngomong-
ngomong ade udah bangun belum?”.
“Dar!” terdengar suara orang yang mengagetkan
lelaki itu dari belakang, dengan reflek lelaki itu berteriak “Waah”dan sempat
meloncat kedepan akibat suara itu. “ Hahahaha..” terdengar suara anak kecil
yang sedang tertawa. Lalu lelaki itu pun menengok kea rah suara dan tertawa
juga, rupanya yang mengagetkannya tadi adalah adiknya Yuda yang sengaja
mempersiakan untuk mengagetkan kakaknya. “ Yah ternyata kamu Yuda, dikirain
kamu belum bangun.” Kata lelaki kekar yang dikageti oleh adiknya. “Huuu.. abang
baru bangun ya.! Ade udah dari tadi loh bangunnya, haha.. abang tadi kaget ya
ade kerjain? Ayo jujur aja” jawab adiknya. “ Ye.. enak aja, kata siapa abang kaget!
Abang cuma latihan lompat aja tadi sih” mengelak dari pertanyaan adiknya agar
tidak malu sambil membusungkan dada. “ Hushh.. udah – udah, tadi abang emang
kaget ko, Sekarang abang dengan ade bantuin emak ya, abang ke kebun ambil
pisang terus jangan lupa dipotong dan ade beresin rumah” kata emak melerai
perdebatan abang dan ade “ Siap Kapten!” jawab abang dan ade kompak setelah
mendapat perintah dari Kapten mereka (Emak). Lalu pergilah mereka ke tempat tugas mereka masing – masing.
Sabil pun pergi ke kebun untuk
mengambil pisang dan Yuda tetap di rumah untuk merapikan rumah. Sabil adalah
seorang lelaki bertubuh kekar berkulit sawo matang yang sekaran sedang duduk di
kelas XI SMA di daerahnya. Ia tinggal bersama ibu dan adiknya karena ayahnya
telah wafat sejak ia duduk di kelas 6 SD, setelah ayahnya wafat ia mulai
bekerja dan membanting tulang untuk hidupnya dan keluarganya sehari – hari,
ibunya bekerja sebagai pembantu di sebuah rumah orang kaya yang rumahnya tidak
jauh dari tempat tinggal Sabil dan keluarga, adiknya adalah seorang lelaki yang
tanggunh juga ia bernama Yuda dan sekarang ia duduk di kelas 5 SD pada sekolah
yang tak jauh dari rumahnya.
Sabil adalah seorang yang pintar di
sekolahnya dan ia selalu menjadi bintang kelas setiap tahunnya begitu pula
adiknya ia juga selalu menjadi bintang kelas di sekolahnya, mereka sangat
senang bekerja dan belajar apalagi jika disatukan menjadi “bekerja sambil
belajar” atau sebaliknya. Bekerja adalah makanan sehari - hari Sabil mulai dari
pagi sebelum sekolah dia mengurusi kebun peninggalan ayahnya dan tak jarang ia
berjualan gorengan atau makanan – makanan penyegar pada pagi hari yang
disiapkan oleh ibunya kemudian ia pergi ke sekolah untuk memenuhi kewajibannya
yaitu belajar, lalu setelah pulang sekolah ia menyiapkan makan untuk
keluarganya dan melanjutkan dagangnya sebagai penjual gorengan sampai sore hari
bahkan terkadang sampai malam hari dan baru setelah semua pekerjaannya beres ia
belajar dan mengerjakan tugas dari gurunya dan tak jarang sewaktu jualan jika
ada waktu kosong ia mengerjakan tugas sekolahnya. Walaupun ia bekerja hampir
setiap waktu dan terlahir dari keluarga kurang mampu bukan halangan baginya
untuk berkarya dan bercita – cita yang tinggi dan ia bukan termasuk orang yang
ketinggalan berita – berita baru (KUDET = Kurang Update), karena ia selalu
menyempatkan membaca koran dan menumpang apabila ada warung atau toko yang
menyalakan televise untuk mendapatkan berita baru dan ia mempunyai sebuah cita
– cita yaitu menjadi pengusaha besar yang karyawannya ia rekrut dari orang –
orang yang tidak mampu yang mempunyai skill yang hebat dan ia juga akan
mendirikan sebuah kursus bagi yang berminat menjadi karyawannya dari golongan
orang yang kurang dan tidak mampu secara gratis. Setelah pekerjaan mereka beres
pada pagi ini mereka bersiap – siap untuk pergi ke sekolah lalu mereka
berpamitan kepada emak, “ Be The Best Don’t Be The First “ kata emak ketika
setiap hari mereka berpamitan untuk pergi ke sekolah dan kata – kata itu selalu
menjadi pegangan mereka pada setiap pekerjaan.
Sesampainya di depan kelas.“ Hei
miskin! “ terdengar suara yang memanggil Sabil, “ Hei miskin! Sini!” terdengar
sekali lagi suara yang ia pikir mengarah kepadanya. Ia pun bingun dan mencari
sumber suara itu, kemudian ia baru menyadari bahwa orang yang memanggilnya
ialah “Rendy And The Gang” salah satu orang kaya di sekolahnya yang banyak gaya dan mempunyai banyak
pendamping ( bodyguard ), padahal itu temannya sendiri. Namun Sabil tak
menghiraukan mereka dan melanjutkan masuk ke kelas untuk belajar. Kriing…
Kriing.. Kring… Bunyi bel pulang telah berbunyi, ketika yang lain sudah keluar
kelas Sabil masih di dalam kelas mengerjakan PR, setelah PR selesai ia pun merapikan
bukunya dan pergi ke rumah untuk melanjutkan pekerjaan. Namun ketika dalam
perjalanan ia dihadang oleh Randy dan teman – temannya, “ Hei, kau sombong
sekali hidup jadi orang! Emang kau siapa? Orang kaya? Anak pejabat? Atau anak
Presiden? Kata Randy “ Hahahah! “ teman – temannya Randy tertawa. Lalu sabil
berkata sambil tertawa “ Hahaha!, kalian lucu banget sih, kan kalian sudah tau
saya bukan anak orang kaya, pejabat apalagi anak presiden.” “ Hahaha” mereka
tertawa lagi. “ Diam! Inget kita kesini mau ngapain” teriak Randy, dan yang
lain pun terdiam setelah mendengar Randy berteriak. Lalu mereka bergerak menuju
Sabil lalu memukulinya, Sabil tidak melawan mereka karena mau bagaimanalagi ia
hanya menangkis pukulan demi pukulan yang ia terima namun tak membalasnya,
karena ia berfikir jika ia membalasnya pasti masalah akan semakin panjang dan
tak melawan bukan berarti takut. Setelah “Randy And The Gang“ puas memukuli dan
mencaci maki Sabil mereka pun pergi namun sabil membalasnya dengan senyum.
Sesampainya di rumah ia bertemu dengan
adiknya, “ Bang, ko baju abang lusuh banget trus muka abang ada yang biru?”
Tanya adiknya Sabil sambil menaruh tas dengan muka heran “
Haha! Biasa de, abang jatuh tadi dari pohon, muka abang nabrak batangnya
jadinya gini deh” Jawab sabil dengan
menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi sambil pura – pura tertawa.”Abang
bohong! Abang pasti habis dipukulin sama Randy dan teman – temannya kan? Kenapa
sih abang gak pernah ngebalasnya? Abang kan kuat, kekar lagi. Pasti mereka
takut sama abang” Sahut adiknya dengan nada kesal. “ Yaelah de, cuma gini sih
gak masalah, udah gak usah dibahas lagi. Lagian abang juga bisa sambil latihan
kan biar tambah kuat, Haha!” Kata Sabil dengan santai seolah – olah tidak ada
beban. “Yaudah deh bang, tapi kan…” kata adik “ Tapi apa?” kata Sabil memotong
perkataan adiknya. “Iya deh, ade inget kok kata – kata abang. Jika ada masalah
datang , Hadapi Hayati Nikmati” sahut adik dengan nada yang malas. “ Iya, gitu
dong! Baru namanya ade abang! Hmm.. De, makan dulu yuk. Abang mau jualan hari
ini, ade mau ikut ga?” sabil berkata sambil mengalihkan pembicaraan, “ Ayo deh
bang! Eh emang makanannya udah disiapin?” kata ade.” Waduh, belum de kayanya
sih, hehe” Jawab Sabil dengan nada sedikit malu. “Yah abang, tadi katanya
ngajak makan tapi belum ada, gimana sih?” kata Yuda dengan nada yang
kecewa.”Waduhh.. Maaf ya de! Yaudah deh kita siapin bareng – bareng aja yuk?”
jawab Sabil sambil mencoba menghibur Yuda.” Yowes lah bang! Ayo kita buat sama
– sama”. Mereka pun mulai menyiapkan makanan dengan asyik sehingga raut muka
Yuda yang tadinya kesal menjadi ceria.
Hari demi hari berganti semua berlalu
seperti biasa, namun siang ini Sabil merasa kaget karena ia dihadang lagi oleh
Randy dan teman – temannya dan beberapa hari lalu memukulinya sampai babak
belur. Awalnya Sabil berfikir bahwa mereka akan memukulinya lagi, tetapi apa
yang ia fikirkan itu sangat berbeda dengan yang terjadi. “Bil, maafin aku ya!”
kata Randy sambil berjalan menghampirinya. “Bil, mau gak kamu maafin aku?”
tanya Randy sekali lagi sambil memeluk dengan nada yang berat lalu menangis.
“Iya aku maafin kok, malahan udah aku maafin dari waktu pertama kamu mukulin
aku.Aku gak apa – apa kok! Udah masalah yang lalu gak usah difikirin, sekarang
kenapa kamu minta maaf sama aku sambil nangis lagi” jawab sabil seraya
menenangkan Randy yang sedang menangis.
“Jadi gini Bil, aku sedang ditimpah
bencana. Ayahku meninggal dalam suatu kecelakan 3 hari yang lalu” Randy
menjelaskan apa yang sedang menimpanya. Sabil pun tercengang seketika seolah
ada benda berat yang menimpanya, “ Apa!? Yang benar kamu Ren “ kata Sabil
dengan nada yang tak percaya. “ Iya Bil, waktu ayahku pulang kerja malam hari
ia mengalami kecelakan beruntun di Jalan Tol, lalu ia langsung dibawa ke Rumah
Sakit terdekat. Namun, apa daya Yang Maha Kuasa telah memanggilnya.
Nyawanya tidak terselamtkan bersama 4
orang korban lainnya waktu kecelakaan itu, sekarang aku jadi orang biasa –
biasa lagi” Jawab Randy dengan nada yang terputus – putus. “ Hmmm.. jadi kamu
merasa berat yah, yang dulunya orang kaya sekarang jadi sederhana?” Balas Sabil
sambil mengangguk – anggukan kepalnya. “Bukan gitu Bil, tapi ada sih pemikiran
kaya itu sedikit tapinya. Aku butuh saran dari kamu yang udah ngerasa gimana
pahit manisnya hidup dalam keadaan yang susah” Jawab Randy. “ Hahaha! Jadi kamu
galau ya!” kata sabil dengan tertawa – tawa. “ Hmmmm.. Iya Bil, seperti itulah.
Makannya aku minta sarn dari kamu” Kata Randy dengan sedikit malu.”Hahaha.. Gak
punya uang atau harta banyak? Ngapain galau, santai aja kali inget No Money
No Cry “ Jawabnya dengan santai sambil mengangkat tangannya seperti berdo’a
dan mengkerutkan dahinya. Randy pun tertawa setelah mendengar kata-kata dari
Sabil dengan gaya sepeti itu.”Udah santai aja oke! Inget nih kata – kata yang
jadi peganganku selama ini sampai aku bisa ngerasa Happy aja tiap ada maslah.
Jika ada masalah datang, Hadapi Hayati Nikmati. Coba kamu fikirin apa arti dari
kata – kata itu” Kata Sabil. Raut wajah
Randy pun berubah yang awalnya sedih sekarang menjadi riang gembira. Siang itu
Sabil terus bercakap – cakap dengan Randy mengenai cara ia hidup dalam keadaan
yang sulit hingga tak sadar bahwa hari sudah sore dan teman – teman Randy
meniggalkan mereka yang tadi sedang asyik mengobrol. Dan akhirya Randy
berpamitan kepada Sabil dan berkata “ Bil, Thanks banget ya! Gak akan aku
lupain kata – kata kamu Bil!” “Sip Ren! Santai aja oke, apa yang sedang menimpa
kamu bukan akhir dari segalanya” sahut Sabil. Merekapun pergi ke rumah mereka
masing – masing. Ketika dalam perjalanan pulang Sabil baru ingat bahwa ia harus
menyiapkan makan untuk adiknya, lalu dengan segera ia lari menuju rumah.
Sesampainya ia di rumah, ia melihat
pintu rumanya ternyata pintu rumahnya terbuka. Lalu ia masuk kedalam dan
langsung mencari adiklangnya. “De, ade dimana?” sahutnya di rumah yang sangat
sepi dan ia mengulanginya beberapa kali. “Apa? Ade? Apa yang terjadi padamu?”
Teriak Sabil setelah melihat melihat adiknya terkapar di lantai rumahnya. Sabil
pun merasa bersalah dan bingung apa yang harus ia lakukan sekarang, setelah
melihat adiknya terbaring di rumahnya sendirian.
Tiba – tiba adiknya terbangun dan merengek kelaparan dengan wajah
seperti ingin pingsan. Dengan segera Sabil menuju dapur. “Wahhh! Apa – apaan
ini? “ teriaknya kaget melihat banyak sekali makanan yang tersaji di dapurnya
yang semula kosong itu. Ia pun langsung menuju ke tempat adiknya terbaring tadi
dan ternyata adiknya sudah tidak ada di tempat tadi. Kebingungannya semakin
bergejolak dan menimbulkan banyak pertanyaan dalam dirinya “ Apa yang
sebenarnya sedang terjadi? Apa aku mimpi? Ahhh.. Apa maksud dari semua ini “ ujar Sabil dalam
batinnya. Lalu Sabil berdiri tercengang masih memikirkan apa yang sebenarnya
terjadi, “ Daar” terdengar suara yang mengagetkannya dari belakang ketika ia
sedang melamun. “Waaa” dengan spontan Sabil berteriak sembari melompat kaget,
“Hahaha..” Yuda tertawa terbahak-bahak.
“Aduh bang Sabil.. Abang ngelamun aja sih bang, hahaha” Ujar Yuda dengan penuh
kesenangan.
“ Ohh.. Ternyata kamu ya Yuda. Huh, abang
hampir jantungan tadi kamu kagetin. Eh bukannya kamu tadi pingsan di sini
kelaparan, kenapa jadi senang gini? Terus kok di Dapur jadi banyak makanan
sih?” sahut Sabil dengan tampang yang kebingungan dan shock karena kaget tadi.
“Ohh..Jadi gini ceritanya bang, tadi ada
banyak orang yang nunggu di depan rumah pakai seragam SMA, terus ade samperin.
Mereka bilang kalau mereka teman abang, terus mereka ngasih banyak sekali
makanan katanya untuk keluarga kita. Terus ade nanya, ini dari siapa ya mas?
Mereka jawab ini titipan dari teman baik bang Sabil.”.Sabil terdiam sejenak dan
memikirkan siapa orang yang telah memberikan semua itu, tiba-tiba seperti ada
suatu bisikan bahwa yang memberi semua itu adalah Randy.
Suasana di Gedung Olahraga sekolah
sangat ramai karena hari ini sedang diadakan acara wisuda untuk angkatan 23 SMA
Bina Bangsa. Hari ini menjadi hari terakhir Sabil menjadi siswa SMA dan beralih
ke Mahasiswa“Selamat bagi para alumni angkatan 23 SMA Bina Bangsa semoga apa
yang telah kalian pelajari dapat berguna untuk masa
depan kalian” Ujar Pembawa acara pada acara wisuda angkatan 23 SMA Bina Bangsa.
Sabil dan teman – temannya berfoto bersama dan berceria ria. Wisuda pun
berakhir, siswa – siswi SMA Bina Bangsa pulang ke tempat mereka masing-masing.
“Hei, Sabil”, Terdengar suara yang
memanggil Sabil dari belakangnya, lalu ia pun menoleh kearah suara itu.”Oh, hai
Randy!” Ternyata orang yang memanggilnya adalah Randy. “Hmmm.. Bil kamu habis
lulus mau nerus kemana?”Tanya Randy sambil tersenyum.”Oh, kalau aku mau nerusin
ke Perguruan Tinggi, ya ngarepnya sih dapet beasiswa dan aku yakin aku pasti bisa” Jawab Sabil dengan penuh
semangat dan senyum – senyum sendiri. “Ohh, yaudah deh Bil semoga sukses” kata
Randy sambil tersenyum.
“Ngomong-ngomong kamu mau kemana habis
dari sini?” Tanya Sabil. “Umm.. kalau aku kayanya sama kaya kamu, aku mau
nerusin ke Perguruan Tinggi dengan beasiswa” Jawab Randy dengan nada penuh
keyakianan. Lalu merekapun bercanda tawa dan berbagi cerita satu sama lain.
“Eh, gimana kalau nanti kita kumpul-kumpul lagi kaya gini dan di tempat ini?”
Tanya Sabil. “Oke, aku setuju, tapi kapan?” jawab Randy dengan penuh semangat
lalu mengangkat bahunya.”Gimana kalau 5 tahun setelah ini? Setuju gak?” ujar
Sabil kepada Randy, “Setuju!” sahut Randy. Dan mereka pun membuat kesepakatan
untuk bertemu di Gedung Olahraga sekolahnya.
Angin terus bertiup, waktu terus
bergulir hingga kini tak terasa sudah 5 tahun berlalu sejak wisuda angkatan 23
SMA Bina Bangsa. Artinya hari ini Sabil Akan bersua kembali bersama Randy
sesuai janjinya 5 tahun yang lalu tepatnya di Gedung Olahraga SMA Bina Bangsa.
Sabil berdiri di depan Gedung ini,
sesosok pemuda memakai kemeja biru muda dengan lengan yang digulung tiga
peremat berjalan medekatinya. “Lama tak berjumpa, kawan.” Lelaki tadi memegang
bahu Sabil. Sabil merangkul bahu sahabatnya itu.
“ Aku tidak menyangka kita akan
bertemu lagi, Ran.” kata Sabil dengan mata berkaca-kaca. “Kau tak berubah,
teman!” Ujar Randy mengeratkan rangkulannya.”Kau juga” tutur Sabil.
BIODATA PENULIS
Nama :
Akhmad Fadel Fadilla
Tempat Lahir :
Pandeglang
Tanggal Lahir :
30 April 1998
Judul Cerpen :
KEHIDUPAN KUMBANG TAK BERSAYAP
Sekolah :
MAN Insan Cendekia Jambi
Alamat Domisili :Jl.Lintas
Jambi – Muara Bulian Km.21 Kel.Pijoan Kec.JalukO Kab.Muaro Jambi Prov.Jambi
Facebook :
Fadel Fadilla
Twitter : @FadelFadilla
Motto :
“Hidup Mulia Atau Mati Syahid”